Negeri ini adalah negeri yang sangat jelas kaitannya dengan sejarah masa jauh kerajaan di Jawa. Dan merupakan salah satu sendi dari ambisi besar raja Wisnu Wardhana dalam mewujudkan doktrinnya CAKRAWALA MANGGALA JAWA atau kesatuan Jawadwipa. Raja Wisnu Wardhana (abad ke XIII) mengangkat delapan Narariya atau raja bawahan[1] , dan salah satunya adalah Narariya KIRANA di Lamajang. Doktrin ini ternyata memberi arti yang sangat besar semangat Singosari. Dibawah raja Kertannegara ,Singosari tidak saja menguasai pulau jawa, tetapi malah ,meluas sampai tanah Melayu.Sayang , ambisi yang besar memperluas kerajaan, rupanya memperlemah kedudukan didalam negeri,sehingga negeri ini dapat ditundukkan Jayakatwang dari kerajaan Gelang Gelang (Kediri).
Ketika putra Kertanegara , R.Wijaya berusaha merebut kembali Singosari dari Jayakatwang dan tentara Tartar , maka R.Wijaya memohon bantuan Arya Wiraraja , seorang adipati Singosari yang melarikan diri ke Madura.Seperti tercantum dalam Prasasti Gunung Butak, (1294), menyebutkan adanya perjanjian antara Raden Wijaya sebagai pendiri kerajaan Majapahit dengan Arya Wiraraja yang telah banyak membantu dalam perintisan dan pembentukan kerajaan Majapahit bahwa “pulau Jawa akan dibagi menjadi dua bagian dan masing-masing mendapat sebagian.” Dalam perjanjian itu Arya Wiraraja diberi kekuasaan sebagai atas wilayah Lumajang Utara, Lumajang Selatan, dan Tigang Juru . Arya Wiraraja kemudian diangkat secara resmi sebagai adipati Nararya[2] . Maka Lamajang menjadi Majapahit Kedaton Wetan dan pusat disebut Majapahit Kedaton Kulon. Kedua bagian Majapahit memiliki keunggulan yang saling melengkapi. Dan sejarah Majapahit ditentukan oleh hubungan dua bagian ini. Ketika kedua sanak kadang ini bersatu maka Majapahit mencapai kejayaan , dan ketika terbelah maka suramlah Majapahit. Sejarahwan telah banyak mencatat tentang Majapahit Kedaton Kulon, tetapi sedikit sekali yang menulis tentang Majapahit Kedaton Wetan. Syukurlah karena pada akhir akhir ini perhatian pada Majapahit Kedaton Wetan mulai ada.
[1] Prasasti Mula Malurung (1225), Anwar Hudiyono Kompas 10 Sept 2011.
[2] (Lekkerkerker, 1923:220)
Majapahit Kedaton Wetan memiliki banyak keistimewaan maka pantaslah negeri ini mempunyai banyak julukan.Inilah julukan julukan itu.
1.Balumbung……Negeri Yang makmur.Majapahit Kedaton Wetan ternyata tumbuh menjadi negeri yang subur dan makmur, dan menjadi lumbung pangan Majapahit. Tampilnya Majapahit Kedaton Wetan sebagai lumbung pangan membuat Mpu Prapanca dalam Kakawin Nagarakretagama , menyebut negeri ini sebagai Balumbun.Pira teki lawas nira patukanan…..Para mantri ri Bali ri Madura ri Balumbun andalan ika karuhun …..sayawaksiti wetanumark apuphul……[2]Selama beliau (Prabu Hayamwuruk) hadir di Patukangan…..para menteri dari Bali dari Madura dari Balumbun merupakan andalan Baginda….Dimana seluruh daerah timur berkumpul)Kata Balumbun dalam tulisan itu merujuk pada kata Palumbungan yang mengandung arti ‘tempat lumbung’ atau gudang Logistik Majapahit, yang kemudian menjadi lebih dikenal dengan Blambangan.[3]