Menstruasi sendiri adalah pengeluaran sel telur disertai cairan penyertanya dari tubuh wanita bila sel telur tersebut tidak dibuahi. Siklus ini terus berlanjut hingga saat sang wanita menikah dan melakukan fertilisasi, dimana sel telur tersebut bertemu sperma dan memulai proses pembelahan sel menjadi janin.
Kita tidak dirancang dengan cerdas oleh alam, dan karenanya saat menstruasi, wanita kadang mengalami rasa sakit. Walau mayoritas mengalami rasa sakit minor, ada sedikit yang mengalami rasa sakit yang cukup parah sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari dan memerlukan perawatan. Keram menstruasi ini disebabkan oleh kontraksi dari rahim saat menstruasi. Pada kasus yang lebih ekstrim, yang oleh para ahli disebut dismenorrhea, rahim berkonstraksi semakin sering, menyebabkan rasa sakit yang parah. Saat dismenorrhea terjadi, bukan hanya rasa sakit, tapi scan otak juga menunjukkan adanya perubahan materi abu-abu di otak wanita. Penyebabnya adalah peningkatan taraf hormon vasopressin di darah. Hormon ini sendiri berperan dalam mengatur kontraksi rahim. Dengan memblokir hormon ini, para ilmuan dapat menghilangkan gejala dismenorrhea.
Dismenorrhea mempengaruhi antara 45 hingga 90 persen wanita. Dismenorrhea baru satu efek samping yang mungkin muncul dari menstruasi. Masih ada rasa sakit di perut dan punggung, gejala nausea, mual, berkeringat dan pusing, serta gangguan pendarahan (1% populasi) yang bila diabaikan bisa membawa pada kematian (dalam kasus paling ekstrimnya). Wanita sendiri meningkat 28 persen kemungkinan mengalami migrain saat dua hari pertama menstruasi dan ini mengapa wanita lebih mungkin (70 %) mengalami migrain dari pada pria (30%).
Tahapan menstruasi |