PROUD TO BE INDONESIAN, MAY ALLAH SWT ALWAYS SAVE AND BLESS INDONESIA....

Friday, July 22, 2011

Siklus Air (Sains for Kids)

Amati sepedamu. Cobalah memutar pedalnya dengan tangan. Perhatikan! Saat memutarnya, posisi tanganmu pasti akan berubah. Mula-mula di atas. Kemudian di samping kiri, setelah itu ada di bagian bawah. Sesaat kemudian ada di sisi kanan, dan kembali lagi di posisi atas. Bila kamu memutarnya dari posisi atas hingga posisi itu lagi berarti kamu telah membuat satu putaran. Benar, kan?
Istilah lain untuk putaran adalah siklus. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan kejadian yang selalu berulang. Salah satu contoh kejadian di alam yang selalu berulang adalah air. Empat proses utama siklus air adalah penguapan, kondensasi, presipitasi, dan aliran air. Yuk, kita telusuri pengembaraan air ...

Tempat penyimpanan air

Tempat berkumpulnya air di planet kita tidak hanya ada di laut. Memang sih, sekitar 97 persen air berkumpul di laut. Jumlah itu tidak mengherankan, karena lebih dari 2/3 permukaan Bumi yang bundar ini tertutup air.
Sumber air lainnya ada di kutub. Kutub Utara dan Selatan menyimpan sekitar 2 persen air yang ada di Bumi. Karena temperatur di sana sangat dingin, sebagian besar tersimpan dalam bentuk es.
Sekitar 1 persen cadangan air lainnya tersebar. Ada yang berkumpul di danau, sungai-sungai, dan rawa-rawa. Ada yang membeku di puncak-puncak gunung tinggi sebagai salju. Bahkan ada yang tersimpan di dalam tanah.
siklus air - http://sains-iptek.blogspot.com/

Penguapan

Dari tempat berkumpulnya, air dapat terbang ke atmosfer (lapisan udara yang menyelimuti Bumi). Hal ini berkat bantuan sinar matahari yang mengubah bentuk air menjadi uap air. Proses ini disebut penguapan.
Bentuk uap menjadikan air berbobot ringan. Itu sebabnya mereka bisa terbang. Bukan sulap, bukan sihir! Mereka dapat terbang tanpa bantuan alat apa pun. Hebat bukan?
Nah, bagaimana dengan es yang padat? Es di kutub maupun salju di puncak gunung juga bisa berubah menjadi uap air. Proses berubahnya wujud padat langsung menjadi gas berupa uap air disebut sublimasi.

Kondensasi dan Adveksi

Semua uap air yang telah sampai di atmosfer akan mengalami perubahan bentuk lagi. Karena temperatur di atmosfer lebih dingin daripada permukaan Bumi, uap air berubah menjadi titik-titik air. Proses perubahan dari gas menjadi cair ini disebut kondensasi.
Proses kondensasi (pengembunan) menyebabkan terbentuknya awan. Biasanya awan terlihat berwarna putih. Namun ada juga yang abu-abu. Bahkan ada yang terlihat hitam. Namun ada juga lho yang berwarna merah atau kuning keemasan. Ini sering terlihat di sore hari. Kalau kita berada di pantai tentu akan sering melihat awan yang berwarna-warni indah ini. Sebenarnya warna-warni itu bukanlah warna awan yang sesungguhnya. Hal itu terjadi karena titik-titik air di awan memantulkan warna tertentu dari sinar matahari.
Apakah awan diam? Kalau kamu perhatikan, awan tidaklah diam. Mereka selalu bergerak. Proses pergerakan awan di atmosfer disebut adveksi. Oia, awan bisa berada di langit selama beberapa hari. Saat itu mereka bergerak terus. Apa yang menggerakkannya? Bukan bensin atau solar seperti halnya kendaraan bermotor! Tetapi angin. Meski hanya digerakkan angin, mereka dapat berkelana menempuh jarak ratusan kilometer.

Presipitasi

Setelah beberapa waktu, uap air yang membentuk awan akan semakin banyak. Titik-titik air menjadi semakin besar. Bahkan ada yang berubah menjadi titik-titik es atau yang disebut kristal es. Ini seringkali terjadi pada awan yang berada di ketinggian lebih dari 5.000 meter dari permukaan tanah. Temperatur di ketinggian ini sangatlah dingin. Jadi tidak mengherankan bila uap air berubah menjadi kristal es.
Ketika titik-titik air atau kristal-kristal es itu semakin berat, mereka tidak lagi mampu melayang di angkasa. Mereka akan segera berjatuhan ke Bumi. Proses jatuhnya titik-titik air maupun kristal-kristal es dari awan ke Bumi disebut presipitasi. Inilah yang kita lihat sebagai hujan.
Di daerah tropis seperti di negeri kita, hujan biasanya berupa air. Ya, kan? Namun sebenarnya tidak hanya berupa air saja lho.... Di negara-negara yang memiliki empat musim, ada hujan yang berupa salju. Ada kalanya berupa butiran-butiran es.
Nah kalau ada hujan es di Indonesia pasti sangat ajaib. Dan ternyata memang ada lho... Contohnya di Dieng, Jawa Tengah. Di waktu-waktu tertentu dapat terjadi hujan air bercampur butiran es. Bahkan di Surabaya yang terkenal panas pernah juga terjadi hujan seperti itu. Wow, pasti heboh tuh...

Mengalir

Air hujan yang telah mendarat di permukaan tanah sebagian besar akan segera mengalir di sepanjang daratan. Air akan selalu mengalir mencari daerah yang lebih rendah.
Dari pegunungan mereka akan bersatu membentuk sungai. Mula-mula membentuk sungai-sungai kecil. Di beberapa tempat, sungai-sungai itu akan bersatu membentuk sungai yang lebih besar. Perjalanan mereka akan berlanjut ke laut.

Berulang lagi

Saat air mencapai laut dan mengalami penguapan, berarti siklus mereka akan berulang lagi. Air yang telah berkelana dari laut hingga dapat pulang lagi ke laut berarti telah mengalami satu siklus secara lengkap.
Namun sebenarnya air di alam tidak selalu mengalami siklus secara lengkap. Misalnya air laut yang telah mengalami penguapan, lalu jatuh sebagai hujan di laut itu juga. Atau, ada pula yang telah sampai di sungai namun mengalami penguapan lagi. Dan sebenarnya tidak ada ketentuan khusus di mana kita menentukan awal dan akhir pada proses siklus air (siklus terjadinya hujan).


sumber : http://sains-anak.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...