Surabaya, - Penemuan 7 makam di Dusun Kampung Baru, Desa Pandian, Kecamatan Kota, Sumenep, bisa saja penyebar agama Islam dari murid Sunan Bonang. Namun, kepastian itu perlu dilakukan penelitian lebih dalam.
"Ya perlu dicross chek dulu untuk mengetahui kebenarannya. Apa benar yang tertulis di nisannya sesuai dengan zamannya," ujar Ahli Sejarah dan Pemikiran Islam IAIN Sunan Ampel, Surabaya, Prof Abdul A'la, saat bincang-bincang dengan detiksurabaya.com, Selasa (8/3/2011).
Diantara makam yang ditemukan warga 10 Februari 2011 tersebut, terdapat dua makam yang nisannya bertuliskan Bonang dan Syekh Sayid Abdullah. Di bagian nisan tersebut, juga terdapat tulisan caraka Jawa kuno dengan bertuliskan wafat 1151 Hijriyah.
A'la menerangkan, 1151 H yang berarti sekitar abad 17. Kalau di era penyebaran agama Islam yang dilakukan Sunan Ampel, pada abad sekitar 15 dan Sunan Ampel wafat sekitar pertengahan abad 15. Sedangkan Sunan Bonang dalam menyebarkan agama Islam, sekitar pertengahan abad 15 dan wafatnya sekitar awal abad 16.
"Bisa saja makam itu adalah murid tidak langsung dari Sunan Bonang untuk menyebarkan agama Islam di Madura. Tapi semuanya perlu bertugas mencari sepak terjang beliau," kata pria yang juga menjabat sebagai Pembantu Rektor I bidang akademik IAIN Sunan Ampel.
A'la mengimbau kepada masyarakat terkait penemuan makam tersebut, agar mengembalikan fungsi kuburan. Jika dalam waktu lebih dari dua tahun, makam tersebut bisa ditempati makam lainnya.
Sedangkan untuk pemerintahan, bisa mengutus badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan Mojokerto, untuk mengecek ke lokasi dan meneliti, apakah makam itu benar atau tidak.
"Kalau ada, orang boleh mendoakan dan mengingat jasanya serta melaksanakan dan mengingat perjuangannya menyebarkan Islam dengan kedamaian," jelasnya.
Sumber: detik.com, http://arkeologi.web.id
No comments:
Post a Comment